Tuesday, November 25, 2014

Saatnya Berhenti Melihat Rumput Tetangga



"Rumput tetangga lebih hijau daripada rumput di halaman sendiri..
(yang udah biasa dengar)

"Sorot lampu sebelah lebih terang daripada sorot lampu kendaraan sendiri..
(ceritanya pulang malam)

"Lantai tetangga sebelah lebih berkilau daripada lantai rumah sendiri..
(kan dia rajin ngepel)


"Parfume suami/isteri orang lebih wangi daripada suami/isteri sendiri.."
(parah)



Oh, ayolah.. tak akan ada habisnya membandingkan apa yang kita miliki dengan yang dimiliki orang lain. Kenapa tak mulai berpikir dengan cara yang lebih cerdas. Coba sesekali tengok tetangga di seberang jalan sana, ia bahkan tak memiliki halaman di rumahnya untuk sekedar ditanami rumput. 

Oh atau coba sekedar berkunjung dan bercengkerama sore dengan tetangga sebelah, bagaimana cara menanam dan merawat rumput hijaunya. Kemudian kembali pulang dan segera memulai merawat rumput di halaman sendiri agar lebih hijau. 

Coba mulai berpikir untuk berhenti membandingkan dan mengeluh itu sama sekali tidak penting. Bagaimana kalau mulai berlatih men-skip atau meminimalisir keluhan dengan langsung saja berpikir bagaimana cara mengatasi hal yang tidak kita sukai. "Oh, kapan terakhir servis kendaraanku. Sepertinya dia mulai lelah.. minta ganti lampu," iya kan?.

Pada dasarnya orang yang rajin mengeluh adalah orang yang jarang mandi, ups maaf, maksudnya pemalas. Ia malas mengatasi masalahnya sendiri, untuk itu ia mengeluh. 

Otaknya sibuk berpikir berbagai alasan dan berbagai hal yang menghalanginya. Ketakutan untuk mulai berpikir maju dan bahkan malas untuk memotivasi dirinya sendiri. Pada akhirnya hanya bisa melihat hasil usaha orang lain, dan yang lebih menyakitkan dengan mudahnya ia membandingkan dengan dirinya, membuat ia semakin tak bernilai.

Memulai kebiasaan baru untuk hidup lebih bersih. Memulai merawat lantai sendiri biar lebih berkilau. Dan yang terpenting mulai memperhatikan suami/isteri sendiri, lebih menghargai si dia, menghadiahkan kepadanya perhatian, pengertian, kasih sayang, kebutuhannya (yang mungkin ia sendiri lupa). Hingga tak ada waktu pun kesempatan bagi pasangan untuk sekedar menghirup parfume orang. :D 

Ya, di sini, sekarang! Saatnya kita bersama-sama berhenti melihat rumput tetangga. Dan mulai fokus merawat rumput sendiri. Salam hijau dan damai, tetangga sekalian.. :))





No comments:

Post a Comment